Alumni Smansa '90

Pada salah satu acara wisata kuliner yang dipandu si Mr. MakNyus - Bondan Winarno (kalau tidak salah tahun 2008 bulan Juni) pernah ditampilkan episode kuliner Semarang. Pada episode itu Bondan Winarno mengulas pengalaman masa kecilnya bersekolah di Semarang. Salah satunya dia berkunjung ke SMA Negeri 3 dan mencicipi Badak Sambel makanan khas kantinnya. Sayang si Mr. MakNyus dulu tidak bersekolah di SMA Negeri 1 Semarang, karena menurut saya Pia Sambel lebih enak dan lebih populer.

Lebih populer karena hampir di setiap tempat di Indonesia bahan dasar makanan ini dapat ditemukan. Pia Sambel adalah pia-pia yang dipotong-potong, disiram sambal kacang di atasnya dan disajikan dalam mangkok. Beberapa daerah mengenal pia-pia dengan bakwan. Jelas bukan kalau makanan ini seharusnya lebih populer?

Variasi Pia Sambel kantin-kantin SMA 1 (karena dari belasan kantin semuanya menyediakan menu ini sebagai salah satu menunya) cukup beragam. Dicampur bakso jadi Pia Bakso (ini yang menjadi favorit), dicampur sayur (seperti dalam pecel) juga enak. Pia sambel sering juga dicampur dengan mie kuning, atau mau dicampur semua jadi pia sambel komplit jelas semakin enak.

Kantin-kantin yang sudah berubah wajah menjadi lebih modern tersebut tetap saja menyajikan menu ini sebagai andalannya. Ini jelas disebabkan Pia Sambel merupakan Warisan Enak SMA Negeri 1 Semarang. Alumni SMA Negeri 1 Semarang di penjuru tempat dari tahun ke tahun selalu merindukan makanan ini dan baru serasa pulang kampung kalau sudah menyantap jajanan ini.

Bagaimana agar Pia Sambel benar-benar dikenal tentunya kembali kepada teman-teman sendiri. Menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, rasanya kita bisa mengkreasikan Pia Sambel sebagai salah satu hidangan favorit di rumah, arisan, pesta dan kegiatan-kegiatan lain. Senang rasanya apabila Pia Sambel dapat dikenal tidak hanya di lingkungan siswa dan alumni SMA Negeri 1 saja, tapi juga bisa menjadi kuliner andalan Semarang.

Bagi teman-teman yang berbisnis kuliner (resto, cafe, kantin, catering dan sejenisnya) rasanya tidak memalukan memasukkan menu ini sebagai salah satu menu andalan. Tampil di atas piring atau mangkuk yang cantik dengan hiasan garnish yang menarik sepertinya mampu membuat Pia Sambel naik kelas. 

Bila Pia Sambel sudah terkenal, bukankah SMA kita tercinta juga semakin dikenal. Jadi hidangkan Pia Sambel dan nikmati warisan enak ini.


Alumni Smansa '90

Artikel ini diambil dari Kompas Rabu, 28 April 2010 yang ditulis oleh Adi Prinantyo (Alumni SMA1 '90) dari Hongkong - China. Sebagai bahan renungan berkaitan dengan Hari Bumi 22 April.

 Kerusakan lingkungan hidup kerap menjadi taruhan dari pesatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Diperlukan kearifan para pemimpin negara agar pertumbuhan ekonomi tidak lagi didewa-dewakan sebagai penanda keberhasilan rezim.

Ronald Henkoff, Editor Bloomberg Market Magazine Amerika Serikat, melontarkan peringatan itu dalam diskusi bertajuk ”Dilema Lingkungan Hidup Asia” pada Konferensi Media Internasional, Senin (26/4) di kampus Universitas Hongkong, Hongkong, China. Konferensi bertema ”Melaporkan Realitas Baru di Asia-Pasifik” itu dihadiri 300 jurnalis se-Asia Pasifik. 

Menurut Henkoff, krisis ekonomi yang menerpa Asia pada 1997 berdampak positif dengan bangkitnya raksasa-raksasa ekonomi baru Asia, seperti China dan India. ”Namun, keberhasilan sejumlah negara itu, dalam pengamatan saya, kurang diimbangi dengan kesuksesan mereka mengatasi sejumlah isu fundamental dalam negeri,” ujarnya.

Henkoff mendasarkan asumsinya itu berdasarkan pemantauannya terhadap kerusakan lingkungan di Malaysia dan India. Malaysia, tuturnya, membuktikan diri sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbaik di Asia Tenggara. Salah satu sandaran ekonomi negara kesultanan itu tak lain ekspor kelapa sawit. ”Tetapi, lahan kelapa sawit di Malaysia, tepatnya di Negara Bagian Serawak, dibikin dengan membabat hutan tropis di Pulau Borneo (Kalimantan). Itu jelas deforestation,” tambah Henkoff.

Pembabatan hutan untuk lahan perkebunan, seperti dilakukan Malaysia, menurut Henkoff, berkontribusi terhadap pemanasan global. Lebih celaka lagi, upaya kelompok kritis di Malaysia terhadap deforestation ini tidak ditanggapi positif. ”Justru yang saya dengar ada tekanan terhadap para aktivis itu karena ada kepemilikan dari unsur petinggi negara dalam bisnis tersebut,” tutur Henkoff lagi.

Henkoff menegaskan, ia tidak hendak mengklasifikasikan pertumbuhan ekonomi sebagai hal tabu. Akan tetapi, semata-mata mengimbau para pemimpin negara agar menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan upaya membuat kehidupan warganya sejahtera.

Mesin-mesin baru
Isu pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia menjadi salah satu bahasan penting dalam konferensi yang diadakan atas kerja sama East-West Center dan Universitas Hongkong itu. Editor Business Standard, India, Dr Sanjaya Baru, mengungkapkan, ekonomi dunia kini tak hanya digerakkan oleh satu-dua mesin.

”Mesin ekonomi dunia kini tak hanya Amerika Serikat dan Uni Eropa, tetapi juga mesin-mesin ekonomi baru seperti China di Asia dan Brasil di Amerika Selatan. Muncul pula Afrika Selatan di Afrika dan beberapa negara ASEAN,” kata Baru, yang juga mantan penasihat Perdana Menteri India Manmohan Singh.

Alumni Smansa '90

Terpilihnya Hendrar Prihadi menjadi Wakil Walikota Semarang Periode 2010 - 2015 membawa arti tersendiri bagi alumni SMA Negeri 1 Semarang angkatan '90. Selain karena banyak teman-teman yang berpartisipasi menjadi tim suksesnya, Hendi sendiri adalah sosok teman yang akrab dengan hampir semua teman  angkatan'90 SMA Negeri 1 Semarang.

Beberapa saat setelah resmi ditetapkan menjadi calon wakil walikota Semarang, Hendi menyempatkan waktu berkumpul beberapa teman angkatan sesama alumni angkatan'90. Bertujuan menggalangkan suara dari sesama alumni dan seangkatan, Hendi seperti menyadari bahwa dia merupakan bagian dari persaudaraan almni angkatan '90 SMA Negeri 1 Semarang.


Akhirnya dukungan, bantuan dan do'a menghantarkan Hendi kepada kemenangan. Bila melihat kebelakang, keberhasilan tersebut adalah buah manis perjalanan karir dan kepemimpinannya yang tidak dimulai begitu saja. Sederet pengalaman dan prestasinya sebagai pemimpin yang telah ditorehkanna antara lain :
 
- Ketua BMI Jawa Tengah
- Ketua Taruna Merah Putih Jawa Tengah
- Ketua GM FKPPI Kota Semarang
- Pengurus KADIN Jawa Tengah
- Pengurus Tarung Drajad Jawa Tengah
- Pengurus PSSI Kota Semarang
- Ketua IMI Jawa Tengah
- Wakil Ketua PDIP Jawa Tengah

Kita patut berbangga dan mengharapkan Hendi dapat berhasil mengemban tugas dan amanah mulia membangun Semarang. Visi, Misi dan Program Kerja yang disampaikan saat kampanye diharapkan dapat terlaksana sehingga Semarang dapat sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia internasional, diharapkan Semarang dapat berbicara banyak. 
Penggalangan Dukungan
Kumpul-kumpul membentuk Tim Sukses
Selamat Hendi, doa dan bantuan segenap angkatan '90 SMA Negeri 1 akan selalu menyertai demi cita-cita pembangunan Semarang.

Alumni Smansa '90

 Beberapa bulan belakangan ini warga Semarang diliputi antusiasme menjelang proses demokrasi pemilihan Walikota Semarang. Tidaklah mengherankan apabila di setiap sudut kota Semarang berhiaskan atribut kampanye masing-masing calon.

Para alumni SMA Negeri 1 Semarang angkatan '90 tentu saja tidak ketinggalan, karena pada pemilihan kali ini salah satu teman kita Hendrar Prihadi menjadi kandidat Calon Wakil Walikota yang diusung PDIP. Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi maju mendampingi Bapak Soemarmo  HS sebagai Calon Walikota. Pasangan ini populer sebagai MARHEN.

Pembentukan tim sukses dari alumni '90 segera dilakukan dan buntutnya beberapa kegiatan dilaksanakan untuk mencari dukungan buat pasangan MARHEN. Rasa solidaritas dan kepercayaan terhadap Hendi yang dianggap mampu membawa perubahan bagi Semarang adalah awal kesediaan teman-teman membantu untuk kesuksesan pasangan MARHEN.

Akhirnya dengan selesainya Pemilihan pada tanggal 18 April 2010, penghitungan sementara menempatkan pasangan MARHEN sebagai yang terbanyak dipilih. Pada tanggal 24 April KPU Kota Semarang menetapkan pasangan calon Bapak Soemarmo HS dan Hendi Hendrar Prihadi sebagai pemenang Pilwalkot 2010. MARHEN berhasil mengantongi 211.323 suara atau 34,28% dari total suara sah. Ini seusai penghitungan perolehan suara secara manual dalam rapat pleno terbuka. Dengan kemenangan ini pasangan MARHEN tinggal menunggu pelantikan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode 2010-2015 pada 19 Juli mendatang.



Kemenangan MARHEN akan membawa Semarang ke era barunya yang diharapkan akan lebih baik dari sekarang. Kita sebagai kawan, sahabat dan saudara bagi Hendi tentunya berbangga dan bersuka cita. Hanya saja tugas dan amanat yang harus diselesaikan oleh MARHEN harus dijalankan dengan baik. Perlu diingat MARHEN  mempunyai visi mewujudkan Semarang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang  Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera dapat tercapai. Untuk mewujudkan visinya, misi yang akan dijalankan adalah :
  1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas
  2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum
  3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah
  4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan
  5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera
Pengalaman dan kemampuan Bapak Soemarmo dan pemikiran-pemikiran segar Hendi sebagai generasi muda diharapkan dapat berguna mewujudkan Semarang yang lebih baik. Kita tentunya berdoa, berharap dan bersedia membantu untuk kesuksesan MARHEN hingga berakhirnya periode kepemimpinannya nanti. 

Alumni Smansa '90

Teman-teman coba kita ingat ruangan atau area mana di sekolah kita dulu yang jarang atau bahkan tidak pernah kita kunjungi. Toilet sudah pasti bukan. Ruang UKS juga bukan, apalagi bila kita dihinggapi rasa mual saat gagal mencerna salah satu pelajaran ter"tak"favorit. Mungkin hampir semua setuju bila Perpustakaan adalah jawabannya.


Perpustakaan bagi remaja seusia kita dulu seringkali diidentikkan sebagai tempat berkumpulnya kelompok kutu buku. Kelompok kutu buku sendiri masuk ke dalam kelompok manusia aneh (“wagu” dalam bahasa kita). Teman-teman yang dulunya merasa sebagai murid idola, favorit, gaya dan gaul (saya lupa apa padanan untuk kata gaul saat itu) jelas menghindari wilayah ini. 

Sayangnya setelah beberapa tahun meninggalkan bangku SMA barulah kita merasakan fungsi dan kegunaan perpustakaan yang sebenarnya. Bangku kuliah (apalagi bila kita berkuliah di Perguruan Tinggi terkemuka) menuntut kita untuk selalu up to date dalam hal pengetahuan baik umum maupun ilmiah dan berita-berita yang ada dan tengah hangat-hangatnya dibicarakan. Bangku kuliah seolah hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berilmu dan berpengatahuan luas saja. Perpustakaan seolah surga bagi kita untuk tidak tertinggal dari yang lain. Perpustakaan seolah gudang amunisi yang kita butuhkan untuk bertempur. 

Biaya yang sangat tinggi harus kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan kita akan buku. Sementara itu perpustakaan hanya membutuhkan sedikit uang kita untuk terdaftar sebagai anggota. 

mungkin desain ini cocok buat perpustakaan SMA 1
Kembali ke masa SMA dulu. Mengapa kita tidak tertarik atau menjadikan perpustakaan tempat favorit. Jawabannya selain kita tidak mau masuk dalam kategori anak aneh juga karena perpustakaan saat itu belum memberikan apa yang kita butuhkan di usia remaja dulu. Kesan kaku, dingin dan menjemukan memang identik dengan perpustakaan saat itu. Waktu yang cukup sedikit yang dapat kita gunakan untuk berkunjung ke perpustakaan juga menjadi penyebab. Perpustakaan hanya bisa dikunjungi pada saat jam istirahat yang hanya sekitar 15 menit atau pada saat jam pelajaran kosong. Sebagian siswa yang non muslim juga bisa mengunjungi pada saat jam pelajaran agama Islam.  

Area untuk pengguna internet seperti ini rasanya diperlukan juga di Perpustakaan

Yang harus dipikirkan oleh pengelola perpustakaan adalah bagaimana membuat perpustakaan tempat yang menyenangkan. Interior yang menarik khas anak usia SMA adalah yang pertama harus dipikirkan. Menyediakan buku-buku yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga karya sastra populer seperti novel remaja dan majalah remaja yang telah dikenal selain majalah ilmiah. Seorang teman  di Jakarta mempunyai konsep untuk mengajak salah satu majalah remaja untuk membuat rak khusus untuk majalah tersebut di perpustakaan SMA almamaternya. Rak yang eye catching tersebut memang ternyata selalu diserbu siswa SMA. Selain itu jam buka yang ditambah minimal 1 jam setelah sekolah usai juga perlu dipertimbangkan.

Interior yang rasanya cocok untuk pengunjung usia remaja
Mari teman-teman, siapa yang mau bergerak untuk generasi SMA 1 sekarang dan nanti. Dengan menjadikan perpustakaan sebagai wilayah favorit mereka, diharapkan para siswa SMA 1 nantinya cinta membaca dan tidak mengalami gegar budaya membaca saat harus mengunjungi perpustakaan selepas bangku SMA.


Alumni Smansa '90

Karena terlalu bangga dengan Semarang dan SMA 1 yang tercinta, seringkali kita terlupa untuk mengetahui sejarah kota Semarang. Sejarah yang meninggalkan jejak-jejak warisan yang tak ternilai yang diantaranya Gedung SMA 1 kita sangatlah indah dan harus kita pelihara dan cintai. Salah satu caranya yaitu mengenal awal mula berdirinya Semarang dan catatan-catatan sejarah lainnya. Berikut catatan sejarah Semarang yang diambil dari perpustakaan online wikipedia Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai  Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.

Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.

Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda.Ini terjadi pada tangga l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Narnun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. 
Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Sejarah singkat ini akan menjadi semakin menarik apabila kita mau menggali lebih dalam lagi tentang kota kita tercinta tersebut. Sejarah ini juga menunjukkan bahwa kota Semarang tidak terbentuk dengan mudahnya. Keringat, darah dan do'a para pendahulu kita dapat kita hargai dengan membangun kota ini sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Mengenal dan menghargai sejarah akan membuat kepala kita tegak bila berdiri diantara bangsa-bangsa lain.

Alumni Smansa '90

Teman-teman sekalian, kecintaan kita terhadap almamater kita SMA Negeri 1 tentulah tidak perlu dipertanyakan. Sayangnya seringkali bila ditanya sejarah sekolah kita tercinta yang ada hanya mulut terbuka tanpa suara. Untuk membuat kita tidak malu lagi dan membuat kita semakin meyayangi sekolah kita tercinta tersebut, berikut sejarah SMA Negeri 1 Semarang yang disadur dari http://members.tripod.com/alumni_smansa/sekilas/sejarah.htm. Lucunya sumber ini pulalah yang digunakan oleh web designer SMA Negeri 1 yang sekarang.

SMA Negeri 1 Semarang merupakan salah satu bangunan kuno bersejarah di Kota Semarang yang berlokasi di Jalan Taman Menteri Supeno. Bangunan ini di bangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1936 - 1938 dan diresmikan pada tahun 1939.
Bangunan ini merupakan pengembangan dari HBS V (sekolah jaman Belanda) yang telah didirikan sebelumnya di Jalan Pemuda (sekarang SMA Negeri 3 Semarang). Diresmikan oleh Gubernur Hindia Belanda Tjarda van Starkenborg Stahoudi, dengan pesta kembang api yang meriah pada tahun 1939.

Tahun 1942, bangunan ini dikuasai oleh tentara Jepang dan dijadikan Asrama sekolah Pendidikan Tentara Jepang sampai dengan Jepang takluk pada Sekutu (tahun 1945). Setelah Belanda mengambil alih gedung ini,fungsinya diubah menjadi Rumah Sakit Tentara Belanda. Dan pada tahun 1946, fungsinya diubah lagi menjadi sekolah lagi yaitu HBS (Hegere Burger School), AMS (Algement Middlebure School), VHO ( voorbereidend Hoger Onder Wijs), MS (Middlebare School).

Baru pada tanggal 12 Desember 1949 setelah pemerintah Belanda menyerahkan kepada Pemerintah Indonesia, Sekolah ini resmi menjadi Sekolah Menengah Tingkat Atas. Pada tahun 1949-1950 untuk SMA A dan SMA B, SMA A kemudian pindah ke Jl. Pemuda dan sekarang menjadi SMA Negeri 3. Pada tahun 1956/1967 SMA B dipecah menjadi SMA B.1 dan SMA B.2 dimana pada tahun 1960/1961 SMA B.1 diubah menjadi SMA I dan SMA B.2 menjadi SMA II dengan jurusan PAS, PAL, SOS dan BUD.
Pada tahun 1969/1970 SMA I dan SMA II digabung menjadi SMA I-II dengan satu kepala sekolah. Dan tahun 1977/1978 SMA I-II dipecah menjadi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 yang kemudian pindah menempati gedung baru di Jalan Sendang Baru Semarang. Pada tahun 1978-sekarang untuk SMU Negeri 1 Semarang.

Sejarah Singkat SMU Negeri 1 Semarang :
* Gedung ini mulai dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937
* Pada tanggal 1 Agustus 1939 - 1942 digunakan untuk HBS
* Pada tahun 1942 - 1945 untuk Asrama Sekolah Pendidikan Tentara Jepang
* Pada tahun 1945 untuk Rumah Sakit Tentara Belanda
* Pada tahun 1946 - 1949 untuk HBS (Hegere Burger School), AMS (Algement Middlebure School), VHO (Voorbereidend Hoger Onder Wijs), MS (Middlebare School).
* Pada tahun 1949/1950 untuk SMA A dan SMA B SMA A kemudian pindah ke Jl. Pemuda dan sekarang menjadi SMA 3
* Pada tahun 1956 / 1967 dipecah menjadi SMA B.1 dan SMA B.2.
* Pada tahun 1960 / 1961 SMA B.1 diubah menjadi SMA I dan SMA B.2 menjadi SMA II dengan jurusan : PAS, PAL, SOS, dan BUD
* Pada tahun 1969 / 1970 SMA I dan SMA II digabung menjadi SMA I-II dengan satu kepala sekolah.
* Pada tahun 1977/ 1978 SMA I - II dipecah menjadi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 yang kemudian menempati Gedung baru di Jalan Sendang Baru Semarang
* Pada tahun 1978 - sekarang untuk SMU Negeri 1 Semarang

Alumni Smansa '90

Reuni yang kita selenggarakan pada tanggal 26 September 2009 lalu memang sudah lama, tetapi banyak kenangan yang tidak bisa hilang begitu saja. Terus terang momen reuni tersebut bisa dibilang tonggak awal pertemuan kita sesama alumni secara masal. Dimulai dari berbagai pertemuan antar panitia membahas dan menyiapkan perhelatan inilah kita seolah menemukan sahabat-sahabat dan saudara-saudara yang sebenarnya.

Seluruh alumni ternyata memperiapkan diri dengan antusias. Dari berbagai postingan di wall facebook teman-teman sampai berbagai comment, topik bahasannya hanya satu harus datang reunian. Persiapan dandanan sekeren mungkinpun dipikirkan sesuai dresscode yang ditetapkan panitia  yaitu putih biru. Anak-anak SMA 1 yang memang terkenal modis, keren dan kreatif tentunya tidak mau hanya tampil sekedarnya.

Bagi yang tidak bisa hadirpun dengan memandangi photo-photo teman-teman cukuplah mengapus rindu belasan tahun. 

Aula besar kebanggan kita inilah yang mengumpulkan kita
ingatkah kalian siapa mereka?
Banyak perubahan yang terjadi pada diri kita semua, mulai prestasi, pekerjaan, pola berpikir (yang otomatis merubah gaya dan materi bicara kita) dan yang terutama adalah bentuk badan kita. Tidak hanya para ibu-ibu, tetapi tentu saja bapak-bapak yang sekarang pinggangnya berhiaskan tas pinggang dari kulit sendiri. 

Inilah Bapak Ibu Guru kita. Tanpa mereka tentulah kita bukan apa-apa
Pemberian Guru-guru kita tidak akan tergantikan oleh Tanda Terima Kasih apapun
Semuanya telah berubah. Yang mengingatkan  kita pada sesama teman kita hanyalah cerita-cerita masa lalu yang kita obral dengan gembiranya mengalahkan cerita-cerita sekarang yang sebenarnya juga lucu dan konyol. Saling bertukar sapa, bercerita dan bercanda habis-habisan adalah pemandangan yang indah pada saat acara reuni tersebut. Kita seolah tidak peduli lagi apakah acara reuni kemarin menarik atau tidak, karena yang kita pentingkan dan membuat bahagia adalah bertemu sahabat-sahabat dan saudara-saudara lama kita.

penampilan yang tak terbayangkan dulu
mengulang kenangan masa lalu
bertemu kembali setelah 19 tahun
Teman-teman, seiring do'a marilah kita terus tingkatkan rasa persaudaraan kita. Kita sama-sama tunggu reuni berikutnya dengan konsep yang lebih baik lagi dan lebih mengharu biru sekaligus menggembirakan bagi kita semua.